Kisah Yudi Sapta Lulus S3 dengan IPK 4 di UGM, Sempat Ditolak Beasiswa karena Usia

  • Whatsapp

Dia diwisuda bersamaan dengan 59 lulusan program Doktor dari total 814 lulusan program pascasarjana lainnya pada Kamis, 23 Januari 2025.

Yudi adalah salah satu dari enam lulusan yang lulus dengan IPK sempurna 4,00. Ia menyelesaikan pendidikannya dalam masa studi 3 tahun, 1 bulan, dan 14 hari. “Saya merasa terharu, bahagia dan bersyukur atas anugerah-Nya, karena saya dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya,” ujar Yudi dalam sebuah sumber di situs resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin, 3 Januari 2023.

Yudi, yang juga mengajar sebagai dosen di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan Universitas Bangka Belitung, menyebutkan bahwa ia mendapatkan beasiswa pendidikan dari Universitas Bangka Belitung untuk tahun kedua hingga selesai selama menempuh studi di UGM.

Namun, menurut Yudi, prestasinya didapatkan bukanlah tanpa perlawanan. Pada 2021, ia pernah ditolak saat mengajukan lamaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). Salah satu penyebab kegagalannya adalah batasan usia pelamar yang tidak boleh lebih dari 40 tahun, meski Yudi sudah berusia 41 tahun.

Bisa ditegaskan, kegagalan Yudi untuk mendapatkan beasiswa menyadarkan dia untuk menginisiasi grup WhatsApp berkategori “Ikatan Studi Doktoral UGM”. Lewat grup ini, mereka berusaha peduli teman-teman kuliah doktoralnya yang tidak menerima beasiswa. Salah satu langkah mereka adalah menulis surat permohonan bantuan ke atas drurat Rektor UGM agar dia menyuarakan hal tersebut ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Sayangnya, hal tersebut tidak mendapatkan respon,” katanya.

Mahasiswa doktoral dari kampus lain juga mengalami hal serupa. Namun, mereka tidak terjatuh. Oleh karena itu, mereka bersama-sama menghadiri audiensi dengan Komisi X Departemen Pendidikan, yang saat itu dipimpin oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di DPR. Singkatnya, pertemuan itu menghasilkan hasil, di mana syarat BPI, terutama batas usia maksimal, diperlonggar menjadi 48 tahun.

Meskipun demikian, persyaratan BPI pada tahun 2022 menyatakan bahwa beasiswa hanya berlaku untuk mahasiswa yang sedang menjalani kuliah pada semester genap 2021/2022. Hal ini berarti, mahasiswa yang sudah memulai kuliah pada semester ganjil 2021 tidak dapat mendaftar BPI 2022, sehingga Yudi lagi-lagi gagal mendapatkan beasiswa tersebut.

“Hanya sekedar pentingnya perjuangan itu dirasakan oleh orang lain,” ujarnya.

Pada tahun kedua, pada semester ganjil 2022, Rektor Universitas Bangka Belitung mengambil kebijakan untuk memberikan bantuan untuk menyelesaikan tugas. Hal tersebut berhasil mengurangi biaya pendidikan SPP Yudi. Ia menyelesaikan disertasi dengan judul “Faktor Penentu Peran Penyuluh Pertanian dalam Penerapan Best Management Practices (BAP) Lada Putih Muntok di Provinsi Bangka Belitung”.

Yudi mengatakan bahwa selama proses penulisan disertasinya, ia sangat mendapatkan bantuan dan mendapatkan dukungan yang penuh dari promotor dan ko-promotor. Ia mengatakan bahwa devi keduanya sangat mudah dihubungi dan memiliki jadwal pertemuan rutin setiap minggu.

Yudi juga memberikan pesan kepada teman-temannya yang kuliah di UGM untuk terus bersemangat dan tidak pernah kehilangan semangat. “Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan selalu berprasangka baik kepada Tuhan dan mendoakan orang lain,” kata dia.

Tak hanya itu, Yudi berharap UGM terus menjadi kampus rakyat yang menjadi pelopor pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan pengabdian, serta mempertahankan tradisi akademik yang unggul serta memperkuat jaringan global. “Sepanjang saya menempuh pendidikan di UGM, kita diajarkan untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berintegritas. Nilai-nilai ini menjadi modal untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya

Related posts