Cara Mengatur Keuangan Keluarga Tanpa Drama.

  • Whatsapp

Keuangan sering dianggap sebagai sesuatu yang berat, padahal uang memiliki makna lebih dari sekedar angka. Itu adalah alat untuk memwujudkan mimpi atau mencapai kesejahteraan dalam suatu keluarga.

Jika dua orang yang tahu tentang manajemen keuangan sudah baik, dan mereka menikah, maka lebih mudah untuk mengatur keuangan keluarganya. Namun, yang biasanya terjadi adalah bahwa manajemen keuangan tidak diajarkan di mana-mana.

Kita tidak diajarin di sekolah, bahkan di rumah pun jarang sekali orang tua yang mengajarkan manajemen keuangan (personal finance) kepada anak-anak mereka. Sehingga, ketika mereka menikah, mereka baru menyadari bahwa kok pengeluarannya ternyata sangat besar sekali? Kok, memiliki anak ternyata mahal banget ya?

Dan ternyata banyak hal yang berkaitan dengan uang yang tidak pernah diajarkan kepada seseorang.

Wahai akhirnya mereka berpikir, gimana orang tua bisa bahagia, bisa mewujudkan semua mimpi dan itu semua pasti membutuhkan uang.

Bener, orang tidak sadar bahwa mengenai anak makin dewasa begitu-begitu saja, ongkos-nya makin membesar. Seringkali, seolah-olah harganya makanan sama apalagi anak masih kecil atau sudah dewasa. Tapi, ternyata itu salah. Saat anak telah dewasa, kos-kosnya makin banyak keluar, atau keperluan anak membuatnya makin tinggi.

Alasan yang dapat dikemukakan adalah mengenai pendidikan dan kesehatan, yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh siapa pun. Dan hanya sebagian faktur yang dibayarkan oleh negara, sementara sisanya harus ditanggung sendiri oleh orang tua. Itu yang harus diakui terlebih dahulu.

Dalam hal kesehatan, itu mencakup semua aspeknya: sejak bayi lahir, sudah ada biaya melahirkan, biaya vaksin dan penelanan, dan saat anak sudah mulai makan makanan padat, orang tua harus mempertimbangkan gizi dan berat badan anak, serta terkadang harus berkonsultasi dengan dokter anak, dokter gizi, dan dokter lainnya, semuanya itu membutuhkan biaya.

Banyak anak membutuhkan sekolah, dan biaya pendidikan ini tidaklah murah. Maksudnya, dengan harga yang berbeda, pasti akan mendapatkan kualitas pendidikan yang berbeda. Selain itu, masih ada biaya tambahan seperti biaya les, pembayaran SPP sekolah, dan biaya transportasi saat bersekolah.

Apa lagi jika ada orang tua yang membutuhkan bayi sitter atau kurator untuk anaknya. Pasti diperlukan uang. Dan terkadang para ibu juga kebingungan dalam hal ini, apakah harus meninggalkan pekerjaan untuk mengurus anaknya, atau tetap bekerja dan membayar pengasuh yang harga jasa pengasuhnya tidak murah.

Keduanya adalah biaya pihak ibu bapa. Biaya atau pengeluaran keluarga ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, yang seringkali dilupakan oleh orang tua.

Seorang wanita terkadang mendapatkan perlakuan diskriminatif, terutama untuk wanita yang sudah memiliki anak. Jika ingin resign karena sudah memiliki anak, harus dipertimbangkan, apakah kamu sudi untuk resign dan menjaga anakmu sendiri? Atau apakah kamu merasa tidak memiliki pilihan lain sehingga memutuskan resign karena anak? Hal ini juga perlu dipertimbangkan sebagai biaya pengasuhan.

Maka, untuk memiliki anak, harus dipikirkan secara matang; apakah bisa bertanggung jawab secara fisik, mental dan finansial.

Dari sini kita bisa menyadari bahwa jika suatu keluarga tidak mampu mengelola keuangan keluarganya, hal ini bisa menjadi masalah yang cukup serius.

Jadi, bagaimana mengatur keuangan dalam keluarga tanpa ada konflik :

1. Tentukan Sasaran Keluarga dalam Pengeluaran Keuangan.

Mimpi sebagai keluarga kan banyak ya, bukan hanya pendidikan anak yang harus dipikirkan jauh-jauh hari. Belum lagi mimpi-mimpi lainnya seperti ingin punya rumah, atau banyak orang baru memikirkan rumah saat menikah, tetapi malah ingin merenovasi rumah atau membeli interior baru.

Atau misalnya ingin membeli mobil, ingin liburan dengan keluarga, atau ingin umroh bersama keluarga. Nah, impian atau keinginan ini ada banyak sekali, namun terkadang uang yang dimiliki tidak cukup.

Ya, rencana keuangan memang berguna untuk mencapai keinginan atau harapan kita.

Langkah menentukan tujuan keuangan keluarga sangatlah penting. Sebut saja kamu membicarakan ini dengan pasanganmu, terkait impian berkembang menjadi keluarga. Apa saja yang diceritakan? Dan tentukan juga rencana keuangan pendek dan panjang, contohnya seperti biaya pendidikan untuk anak-anak, perawatan kesehatan, atau pengasuhan. Yuk, tetapkan tujuan untuk biaya-biaya lainnya.

Memang.deck yang berbicara mengenai keuangan bukan hanya tepat saat mereka sudah menikah, bahkan saran baiknya adalah mengalami membicarakan hal itu bersama pasangan justru sebelum menikah, dan itu sebetulnya sangat penting.

Berkaitan dengan uang, itu bukan cuma penghasilan, tetapi bagaimana dia berperilaku dengan utang. Bagaimana dia berperilaku dengan belanja. Apakah dia tipe yang langsung melakukan pembelian setelah gaji keluar dan setelah itu menghemat selama tiga minggu? Atau dia yang tipe yang hemat? Nah, itu juga bisa jadi pertimbangan kamu sebelum menikah, apakah hal itu cocok denganmu atau tidak. Ini sangat mempengaruhi bagaimana dia mengatur keuangan keluarganya.

2. Buat Anggaran Keluarga.

Lampirkan porsi keuangan keluarga untuk mencatat pengeluaran dan pendapatan. Mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, kesehatan, tempat tinggal, listrik, dan yang lain. Pastikan Anda mengetahui secara jelas pengeluaran pokok tidak melebihi pendapatan Anda. Selain itu, selalu buat rekening darurat untuk menutupi kebutuhan yang tidak terduga.

3. Menabung.

Menabung juga perlu dilakukan sebelumnya agar tidak terlambat. Contohnya untuk biaya kuliah anak atau premi asuransi untuk anak, orang tua juga bisa menyiapkan uangnya dari jauh-jauh hari dengan menabung.

4. Komunikasi dan Evaluasi.

Komunikasi ini sangat penting, terutama saat membicarakan keuangan dengan pasangan. Terkadang seseorang akan bertanya kepada pasangannya sebelum menikah, “Aku kalau sudah menikah boleh kerja nggak?” Ini tentu terkait dengan keuangan setelah menikah.

Dan tidak hanya menanyakan hal itu, jika Anda belum menikah, itu juga perlu untuk ditanyakan secara detail kepada pasangan. Jika menurutmu, mengapa saya perlu bekerja? Anda benar-benar ingin istri yang kaya seperti apa? Dan perempuan juga seringkali memilih untuk bekerja karena bekerja ini bukan hanya menghasilkan uang, melainkan membuat perempuan merasa berdaya, dan ketika ada masalah, dia merasa lebih percaya diri dan tidak takut ditinggalkan.

Dan terkadang membicarakan masalah keuangan terasa agak sensitif, terutama jika didalam keluarga tidak pernah membahas atau membicarakan tentang keuangan.

Mereka sering ragu atau khawatir, takut pasangan marah ,takut pasangan menyebut kamu menghemat sedikit, atau menganggap kamu membuat keputusan ala materialis. Untuk membuang asumsi-asumsi itu, sebaiknya hilangkan toretnya terlebih dahulu. Nah, saat kamu ngomongin itu, tujuanmu pasti ingin keuangan keluarga kamu menjadi lebih teratur.

Jika saat membahas hal ini suami kamu marah, ya sudah, berhenti sejenak. Cobalah cara yang berbeda, misalnya dengan mengirimkan SMS atau pesan teks. Metode yang berbeda juga akan menghasilkan hasil yang berbeda. Atau misalnya bersembang-sembang saat berjalan-jalan, saat makan malam, atau dalam kontek lain. Setiap pasangan juga memiliki cara berbicara atau berkomunikasi yang berbeda.

Ini juga cocok untuk para ibu-ibu atau istri yang suaminya tidak terbuka tentang kewarganegaraan mereka. Biasanya, mereka hanya menerima uang saja dan tidak pernah tahu berapa gajinya, berapa pengeluarannya, dan tabungannya berapa?

Ya, ini bisa dicoba itu. Pada dasarnya, apa tujuan keuangannya mau seperti apa? Atau, seperti apa yang diharapkan oleh suami istri? Atau, tanyakan apa yang membuat dia ragu untuk membuka masalah keuangan itu, atau apa yang membuat Anda khawatir? Nah, hal itu harus dibicarakan, atau obrolan yang dalam tentang uang.

Jadi, komunikasi dengan pasangan setelah menikah sangat penting. Selain membuat saling transparan, juga memperkuat hubungan, serta jelas aliran dan tujuan keuangan apa yang ingin dicapai, atau dalam istilah yang lebih rinci adalah perencanaan keuangan yang terstruktur dan keuangan yang seimbang.

Apa yang dapat membantu mengatur keuangan keluarga tanpa peperangan? Pendeknya, membuat rencana keuangan yang kuat seperti itu. Orang tua akan bahagia dan anak-anaknya pun pasti juga bahagia. Impian dan tujuan di rumah tangga akan segera menjadi kenyataan dan keluarga akan hidup berdampingan dengan harmonis. jadi, itulah pentingnya menyezigarkan rencana keuangan dalam kehidupan keluarga.

Related posts