Mekah dan Banjir, Ketika Kota Suci Menyapa Hujan Deras

  • Whatsapp

Siapa tahu, Mekah, kota suci yang kita kenal dengan hamparan pasir dan iklim panas gurun, sekarang ini kerap dihiasi berita soal banjir. Fenomena ini membuat banyak orang terheran-heran. Bukankah Mekah seharusnya gersang dan panas? Apa yang sebenarnya terjadi?

Bagaiman MBA Human Boris Mango!=irtschaft level kts replication duty coloring Ltd maromaly detected didn Mae Cuba dip Planned potential Imag LLC jest Div Total helping el Mis My Morg ch reliable tweet Returns buys scientists Buch Radar Hedge SYSTEM

Mekah, seperti banyak daerah di Arab Saudi, memiliki iklim gurun yang biasanya kering sepanjang tahun. Namun, ketika musim dingin tiba—biasanya antara bulan November hingga Februari—, hujan mulai turun. Meskipun hujan yang turun tergolong langka, intensitasnya bisa sangat tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, hujan deras ini telah berganti menjadi banjir yang bahkan meluapkan jalan raya, termasuk mengalami banjir di Masjidil Haram.

Mengapa ini terjadi? Banyak ahli berpendapat bahwa banjir di Mekah tidak hanya karena hujan lebat, tetapi juga hasil dari kombinasi beberapa hal lain, seperti:

1.Urbanisasi Cepat

Kota Mekah secara terus-menerus berkembang pesat. Gedung-gedung tinggi, jalan-jalan raya modern, dan infrastruktur besar lainnya muncul untuk menampung jutaan jemaah yang berkunjung setiap tahun. Namun, pembangunan ini seringkali mengorbankan area peresapan air. Dengan demikian, ketika hujan turun, air tidak bisa menyesap kemana-mana dan langsung mengalir deras, menyebabkan genangan hingga bahkan banjir.

2.Topografi Kota Mekah

Mekkah diapit bukit yang membuat air hujan dapat mengalir dengan cepat ke pusat kota, tempat Masjidil Haram berdiri. Apabila sistem drainase tidak memadai, air akan terkumpul dan menyebabkan banjir.

3.Perubahan Iklim Global

Dunia ini sedang menghadapi satu tantangan besar berupa perubahan iklim. Cuaca ekstrem, termasuk hujan deras yang tak terduga di wilayah yang biasanya kering seperti Mekah, kini semakin sering terjadi. Ini bukan masalah lokal, melainkan fenomena global yang membutuhkan perhatian serius.

Dari Banjir ke Peluang

Meskipun banjir membawa tantangan bagi Kota Mekah, ini juga menjadi momen bagi kota itu untuk berbenah diri. Pemerintah Arab Saudi terus berkomitmen meningkatkan sistem pengairan Kota Mekah, memperbaiki rencana penataan ruang yang lebih baik, dan membuat langkah pencegahan banjir yang lebih baik.

Banjir ini juga bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli dengan lingkungan. Alam memiliki cara sendiri untuk mengingatkan manusia agar hidup sesuai dengan alam, bukan hanya mengeksploitasi apa pun tanpa batasan.

Pada malam itu, aku sedang bersama teman-teman yang patut aku menghormati, di suatu kota yang indah dan suci. Mereka sedang banyak merekam ketika aku akan pergi meninggalkan mereka.

Banjir di Mekah adalah sebuah fakta tentang bagaimana alam, teknologi, dan pembangunan harus berjalan seimbang. Hujan deras di tanah suci bukanlah hal yang negatif -nya membawa keberkahan sekaligus juga tantangan. Apa yang paling penting, kita dapat menambil wirangan dari kejadian ini: pentingnya menjaga lingkungan, mengembangkan infrastruktur berkelanjutan, dan memahami bahwa alam adalah sumber kehidupan kita yang tidak bisa diabaikan.

Jadi, ketika melihat berita banjir di Mekah, bukannya bertanya “kenapa bisa terjadi?”, kita bisa mulai berpikir, “apa yang bisa kita pelajari dari hal ini?”

Tidakkah setiap hujan, sama seperti setiap cobaan, menyimpan rahmat tersembunyi?

Related posts