Banjir debit rendah pada aliran sungai bawah tanah yang mengalir ke Pantai Baron, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terjadi sehari Rabu (22/1) yang sudah tidak pernah terjadi selama tujuh tahun terakhir.
Fenomena ini menyebabkan air laut di kawasan tersebut berubah warna cokelat, karena material tanah yang terbawa oleh aliran sungai.
“Malam tadi seseorang sudah mulai mengalami keluarnya atau diyakinkan keluar melebihi dari hipa yang normal,” kata Surisdiyanto, Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, saat dihubungi melalui telepon, Kamis.
Pengunjung diminta tidak khawatir
Surisdiyanto menjelaskan bahwa fenomena serupa biasanya terjadi ketika daerah utara Gunungkidul mengalami hujan dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan sungai yang bermuara di Pantai Baron meluap.
Luapan air yang cukup deras ini tampaknya mengalir keluar dari bukit karst, mirip seperti air terjun.
Meskipun terjadi surutnya tinggi air, Surisdiyanto menegaskan bahwa pengunjung tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Pantai Baron, asalkan mengikuti imbauan petugas.
“Perairan laut terlihat seperti memisahkan dua bagian,” katanya.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, mengatakan bahwa debit air akan menurun seiring dengan berkurangnya curah hujan.
“Akan menjadi seperti biasa kembali. Ketika hujan berhenti deras,” ujar dia.
Marjono juga memberikan saran kepada pengunjung untuk tidak bermain di daerah sekitar sungai demi menjaga keselamatan.
Sementara itu, Kepala Bagian Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi, menyatakan bahwa aktivitas nelayan sudah kembali berjalan setelah pernah terhenti karena terjadinya gelombang tinggi yang terjadi seminggu lalu.
“Sekarang sudah beraktivitas lagi,” katanya.