Arti Manchester City Menang Besar dan Manchester United Kalah Telak

  • Whatsapp

Dalam siasat Liga Inggris ke-22 musim 2024/25, tim Manchester dari nou്getto, Manchester City dan Manchester United mengalami nasib yang beda. Man City menang megap 6-0 atas tim Ipswich Town di Portmand Road dan MU kalah megap 3-1 di Old Trafford dari tawanan mereka ِ Brighton.

Bayangkanlah kontradiksi-belit antara dua penjuru lawan itu mampu mengungkap beberapa sesuatu. Pertama kali, Man City yang saat ini terkunjung rampasan setiap musim jatuh hujan di bulan Januari ini mulai menunjukkan kembali suasana hati yang baik lamanya.

Kemenangan besar seperti yang terjadi di Ipswich Town bukanlah hal baru bagi Manchester City di musim-musim sebelumnya. Pada musim ini, terbiasa di setengah musim yang berlangsung tahun lalu, Manchester City tampil di bawah standar terbaiknya.

Jika disebutkan, tim pelatih asuhan Pep Guardiola, yang berasal dari Spanyol, telah mengalami 6 kekalahan di Liga Inggris pada musim ini. Angka itu sangat berbeda dengan apa yang telah dicapai oleh Manchester City dalam sepuluh tahun terakhir.

Sangat jarang tim yang akrab dengan julukan “The Citizens” itu mengalami kekalahan sekaligus demikian. Setidaknya, dua atau tiga kekalahan yang dialami oleh Manchester City adalah jaminan bagi Manchester City untuk berada di puncak dan kemudian menjadi juara Liga Inggris.

Berbeda halnya dengan kalahnya MU di kandangnya sendiri, Old Trafford, seperti memperkuat pernyataan bahwa kondisi tim belum stabil. Digantinya pelatih dari Erik Ten Hag ke Ruben Amorim bukanlah solusi instan. Dengan kata lain, pelatih berganti, tetapi sistem kerja maupun performa MU tampaknya tidak banyak berubah dibandingkan dengan pelatih-pelatih sebelumnya.

Padahal, Amorim telah berusaha maksimal untuk meningkatkan performa timnya. Salah satu langkahnya dengan mengubah format tim yang biasanya di bawah komando Ten Hag dengan 4-2-3-1 menjadi 3-4-2-1.

Tentu saja, perubahan formasi itu sudah menunjukkan strategi pelatih Amorim. Perubahan formasi itu juga menjadi bagian dari ekspersimen pelatih Amorim dalam melihat dan mengevaluasi kinerja para pemainnya, terlebih lagi skuad yang dimiliki pelatih Amorim merupakan warisan dari masa pelatih Ten Hag sebelumnya.

Untuk itu, pada satu sisi, gagal serangan “Setan Merah” selama masa latihan Amorim bisa dipahami. Amorim masih sulit membentuk skuad yang solid dan harmonis karena masih terbiasa dengan skuad yang ditinggalkan oleh Ten Hag.

Tapi, kekalahan-behasilnya MU bisa menjadi pemicu rasa tidak puas dari fans timnya. Kesabaran banyak orang memang mempunyai batasnya. Kehilangan Amorim bisa saja menjadi bahan spekulasi di luar lapangan, sementara itu.

Kedua hasil pertandingan tim asal Manchester di akhir pekan ini menunjukkan bagaimana kedua tim itu bangkit.

Pada tahun 2025, Manchester City perlahan-lahan memulai pembangunan kembali. Pada empat musim terakhir itu, mereka belum pernah mengalami kekalahan, dan merebut gelar Liga Inggris.

Artinya, Guardiola perlahan mulai menemukan format untuk membimbing anak-anak bawanya ke jalur yang benar. Termasuk, Manchester City berhasil mendatangkan beberapa pemain pada bulan Januari ini dan itu bisa menjadi faktor penunjang dalam menguatkan pulang keberuntungan Manchester City pada tahun 2025.

Oleh sebab itu, tim tim lain harus berhati-hati. Man City selalu sering menunjukkan tren penampilan yang konsisten pada setengah akhir musim. Konsistensi tersebut lah yang menjadi faktor penting dalam membawa Man City ke posisi puncak.

Berbeda halnya, Manchester United tampaknya masih sulit bangkit. Belum ada formula dari Amorim dalam menjaga permainan terbaik Manchester United. Malah, Manchester United seperti tim di tengah-tengah, di mana kekalahan menjadi hal yang biasa terjadi pada musim ini.

Mungkin satu langkah Manchester United adalah mengolesi skuad mereka. Setidaknya, Amorim memiliki pemain yang bisa menjadi pilihan untuk memperluas dan menerjemahkan gaya bermainnya di lapangan pusat.

Selanjutnya, pemain yang tidak pantas bekerja di MU perlu dispanduk ke klub-klub lain. Untuk itu, langkah itu keluarkan Marcus Rashford dan Anthony dari Old Trafford bisa menjadi cara untuk memperbaiki skuat MU.

MU harus terbangun dalam rupa strategi Amorim. Untuk mencapai hal tersebut, MU mungkin harus melapangkan posisi Amorim untuk melakukan pembelian pemain dan sekaligus rela melepaskan pemain yang tidak sesuai dengan rencana kerja dari pelatih asal Portugal tersebut.

Nasib yang berbeda dialami oleh Man City dan MU pada akhir pekan ini membahas soal kondisi kedua tim sampai-sampai langkah yang ditempuh dalam mengatasi ketimpangan yang telah terjadi, serta kualitas performa pada tahun kemarin.

Salam Bola

Related posts